Thursday, March 20, 2008

"You've Gotta Be Kidding Me!"

Mika...
Apa kabarmu malam ini?

Aku ingin bercerita... Lagi. Seperti biasanya.

Hari ini aku masuk kuliah. Untuk pertama kalinya.
Aku tidak bolos seperti yang kamu minta. Dan aku juga tidak takut.
Aku pakai baju merah. Masih baru. Dan baunya masih seperti toko.
Sepatuku juga merah, seperti milik Dorothy.
Iya... seperti Dorothy, Mika! Betul-betul mirip. Aku yakin, kamu akan mengira aku meminjam dari Dorothy jika melihatnya.

Aku tidak mengenal siapapun, Mika...
Tapi aku tetap tersenyum seperti yang kamu minta.

Aku suka bangunan sekolahnya... Maksudku, bangunan kampusnya...
Warnanya coklat muda dan pagarnya rendah. Aku senang bisa berdiri dibalik pagar, tapi tetap bisa melihat mobil-mobil yang melintas...
Beberapa ada yang berwarna hitam... Seperti mobil ayahmu.
Kamu ingat, kan mobil itu yang hampir menabrakku?
Itu lucu sekali, Mika... Aku selalu tertawa jika mengingatnya.

Ah, tapi bukan itu yang ingin kuceritakan padamu malam ini, Mika...
Aku suka bangunan kampusnya, seperti kubilang tadi.
Aku juga suka toiletnya. Warna temboknya coklat muda. Lantainya berwarna putih.
Dan yang paling hebat, ada cerminnya! Cerminnya besar, tidak ada bingkainya. Aku jadi suka lihat wajahku lama-lama.

Iya, Mika...
Aku suka wajahku...
Jangan tertawakan aku, ya? Karena belakangan ini aku mudah merasa malu...

Aku sudah lepas kaca mataku. Sekarang digantikan lensa kontak. Warnanya coklat, seperti warna mata asliku.
(Iya, tentu saja aku ingat. Warna matamu juga coklat. Betul, kan Mika?)

Hari ini aku sudah bercermin sebanyak 3 kali, Mika...
Seharusnya jadi 4 kali jika saja aku tidak bertemu 'dia'.
Ya... dia...
Dia kakak kelasku yang selalu benci aku.
Kamu ingat, kan? Dia adalah anak perempuan yang kamu bilang nakal karena pakai rok yang sangat ketat sampai celana dalamnya kelihatan?

Sebenarnya aku takut sekali padanya, Mika... Tapi kamu selalu bilang, "Jangan".
Jadi tadi aku menatap matanya. Menegakkan badanku. Lalu tersenyum...
Aku menunggunya membalas... Tapi dia tidak.
Dia menatapku dan bertanya apa mauku.
Aku bilang aku ingin pipis...
(Ya, aku tahu itu bohong, Mika... Tapi aku malu jika harus mengakui aku suka melihat wajahku lama-lama....)

Lalu dia bilang aku tidak boleh.
Harusnya aku menurut karena dia memiliki alasan.
Tapi aku tidak suka alasannya, Mika...
Dia bilang aku tidak boleh pipis karena aku pacar kamu...
Dia bilang aku sudah tertulari kamu dan aku bisa menulari semua orang jika aku pipis disini...

Aku ingin melawan, Mika...
Karena aku tahu dia tidak benar. Aku sangat tahu itu. Karena kamu selalu ajarkan aku tentang penyakitmu, iya kan?
Jadi aku bilang padanya, "Kamu salah!"
Tapi dia tertawa...
Tertawa...
Tertawa dan terus tertawa...

Hingga aku mulai berpikir untuk ikut tertawa...
Karena dia tidak mungkin mengatakan alasan bodoh itu, iya kan Mika?
Dia pasti bercanda...
Dia pasti sedang menggodaku...

Karena aku melihat ada tanda palang merah yang besar dikemejanya...


Ps:
Surat ini untuk menggantikan kehadiranmu dihari pertama kuliahku, Mika.
Aku harap kamu cukup sehat untuk membacanya. Seperti ketika kamu membaca semua suratku sebelumnya.
Oh, ya... aku tahu kemarin aku bilang aku benci kamu. Tapi aku bohong.
Kamu selalu jadi pahlawanku...
Petarung AIDS sejatiku!

xoxo,
22 September 2004,

Indi.http://blog.indosiar.com/sugarpie_punya_mika/?op=readblog&idblog=82286

0 comments:

Post a Comment