Sunday, September 19, 2010

Liga Primer Indonesia Timbulkan Perpecahan

Liga Primer Indonesia, Sejumlah klub Liga Super Indonesia (LSI) membantah telah menandatangani berdirinya Liga Primer Indonesia (LPI) yang digagas Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional (GRSN) pimpinan Pengusaha Arifin Panigoro. PSPS Pekanbaru bahkan menilai LPI berpotensi menimbulkan perpecahan.

Liga Primer Indonesia Toko Butik - Ketua Harian PSPS Jeffri Nazir mengatakan, GRSN seharusnya tidak mendirikan liga tandingan. "Tanding-tandingan itu tidak baik. Nanti ada blok-blokan. Saya pribadi tidak setuju dengan berdirinya liga tandingan," kata Jeffry saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (18/9).

"Saya tidak menutup mata soal kompetisi Indonesia yang belum berjalan dengan baik. Dalam suatu sistem memang ada baik dan buruknya. Tetapi, bukan berarti harus berdiri liga tandingan. Sebaiknya kekurangan LSI kita benahi bersama," ungkapnya.

Ia menambahkan PSPS memang mengirimkan perwakilan dalam pertemuan di Wisma Jenggala di kediaman Arifin Panigoro di Jakarta, Jumat. Namun, Jeffri membantah jika PSPS ikut menandatangani deklarsi LPI.

"Kami memang mengirimkan wakil ke kediaman Arifin Panigoro yaitu Dityo Pramono. Acaranya adalah halal bihalal sekaligus pembahasan kondisi sepak bola yang memprihatinkan. Tapi tidak benar kalau PSPS bersedia ikut LPI. Yang kami tandatangani adalah deklarasi keprihatinan kondisi sepak bola bukan deklarasi LPI," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Yayasan Arema Muhamad Nur membantah jika pertemuan di kediaman Arifin merupakan acara pendeklarasian. Senada dengan Jeffri, Nur mengungkapkan pertemuan itu hanyalah acara untuk membahas kondisi sepak bola Indonesia.

"Tidak benar ada deklarasi LPI. Arema juga tidak pernah menandatangani ikut LPI. Yang ada adalah pernyataan keprihatinan soal persepakbolaan Indonesia yang harus diperbaiki," ujarnya seraya mengatakan LPI masih dalam tahap pemaparan.

0 comments:

Post a Comment