Sunday, December 23, 2007

Antara Cinta dan Nafsu

Cinta dan nafsu bagaikan dua saudara kembar yang sulit dipisahkan.
Cinta kadang membuat seseorang menjadi buta dan mendewakan
hawa nafsunya daripada akal sehatnya. Cinta dapat membuat seseorang
mabuk kepayang dan mengorbankan kehormatan dan norma dirinya
sendiri.Cinta membuat seorang raja bagaikan seorang budak
Dan cinta seringkali diatasnamakan oleh orang-orang yang mengejar
kenikmatan untuk memuaskan hawa nafsunya belaka.

Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta antara dua anak manusia
tetapi islam mengajarkan untuk menempatkan perasaan cinta itu
dalam proporsinya yang wajar.Islam mengajarkan bahwa kecintaan
kepada Allah dan Rasul-Nya haruslah lebih utama daripada
kecintaan kepada lawan jenisnya.Dengan memiliki kecintaan
ini niscaya dua orang yang sedang saling mencinta akan tetap
menjaga cintanya tetap suci jauh dari perilaku yang dilarang
Allah dan Rasul-Nya yang akan mengotori cinta itu sendiri .
Kecintaan seperti inilah yang akan mengobati rasa sakit
akibat cinta itu dan manumbuhkan perasaan kasih sayang
yang tulus

Islam sangatlah melarang untuk menempatkan rasa cinta
terhadap sesuatu diatas kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya
karena kecintaan seperti itu hanyalah akan membawa malapetaka
dan bukanlah kebaikan

Dan diantara manusia ada yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah , mereka menyintainya sebagaimana mereka mencintai
Allah.Adapun orang orang beriman amat sangat cintanya kepada
Allah (Al Baqarah ayat 165)

"Tidaklah seseorang diantara kalian beriman sehingga aku menjadi
orang yang lebih dia cintai daripada anak dan bapaknya serta
semua manusia (HR Ahmad)

Kecintaan yang tulus kepada Allah dan Rasul-Nya memberikan
ketenangan dalam hidupnya terhadap persoalan-persoalan cinta
serta mengendalikan gejolak nafsunya kepada hal yang diridhai
Allah.Kecintaannya pada Allah dan Rasul-Nya mampu menahan
godaan-godaan yang lebih diakibatkan nafsu birahi yang mampu
menjerumuskannya dan kekasihnya ke jalan yang dimurkai
Allah.Karena cinta yang tulus dan murni itu datangnya hanyalah
dari Allah sebagai sebuah fitrah yang harus disyukuri bukan
didurhakai.]

0 comments:

Post a Comment