Thursday, March 20, 2008

Oknum? You've gotta be kidding me !

Hari menjelang sore saat ketukan dipintu membangunkan tidur siangnya.
Arif masih enggan membuka matanya, namun mengingat istri dan anak-anaknya sedang berdarmawisata dan tinggallah ia sendiri di rumah, akhirnya dipaksakan diri meninggalkan pembaringan.

"Selamat siang pak" Ucap kedua tamu berseragam itu saat pintu dibuka.

"Yah, selamat siang, ada apa pak?" tanya Arif enggan.

"Kami dari PLN pak, Saya Roni dan ini rekan saya Jefri, ada beberapa masalah yang harus kita selesaikan mengenai masalah rekening dan instalasi listrik di rumah bapak"

"PLN yah?Hmmm... silahkan duduk pak" jawab Arif sambil memperhatikan tanda pengenal dan nama petugas tersebut pada badge yang terjahit rapi disebelah kanan kemeja seragamnya.

Belumlah hilang sisa-sisa rasa kantuk, sambil mengambil duduk di teras depan Arif menyulut rokoknya. Ia menghisap dalam rokoknya seakan mencari kekuatan dan mengumpulkan ingatannya.

"Masalah yang mana lagi pak? Bukankah saya sudah melunasi tunggakan dan tagihan sampai bulan kemarin plus dendanya yang 100 ribu itu?" buka Arif

"Tapi menurut data yang ada pada kami, tidak seperti itu Pak. Bapak belum mebayar denda pembukaan segel, pemasangan kembali sambungan serta denda administrasi atas kerusakan segel pada KWH Meter sehingga Bapak juga harus mengganti KWH Meter pada instalasi sambungan di rumah Bapak ini" jawab salah satu petugas sambil menuliskan sesuatu disebuah kertas.

"Ini Pak, total semua dendanya Rp. 2.000.000,-. Jika Bapak tidak melunasinya, maka dengan terpaksa instalasi listrik di rumah bapak akan kami putus" tambahnya lagi sambil menyerahkan coret-coretan yang menunujukkan total Rp. 2.000.000,-.

"Lho, Bapak bagaimana, waktu itu saya sudah melunasi semuanya, katanya sudah selesai semua, sekarang tiba-tiba Bapak datang dengan denda sekian banyak dan ingin memutus listrik rumah saya, apa-apaan ini?" Arif membuang rokoknya, masuk kedalam dan mengambil HP-nya.

"Tunggu sebentar Pak, saya akan telepon teman saya yang juga kerja di PLN dan sudah mengurus semua ini sebelumnya"

"Oh Silahkan Pak", jawab petugas itu dengan pasti.

Tak lama terdengar makian Arif terhadap orang yang diajaknya bicara ditelepon.
"Pak Nikon gimana sih, katanya sudah selesai semua, nah ini ada petugas PLN datang mau memutus listrik, ini gimana Pak?".

Setelah puas memaki teman bicaranya ditelpon, Arif kembali menyulut rokoknya, dihisap rokoknya sedalam mungkin da menghembuskannya dengan keras, seakan ingin menyeburkan semua kekesalannya.

"Jadi bagaimana Pak?" tanya petugas PLN itu sambil mengeluarkan sebuah kuitansi berlogo PLN.
"Bapak bisa melunasi denda itu dengan mencicil Pak, namun agar sambungan listrik rumah bapak tidak diputus, Bapak harus membayar setengahnya Pak, ini kuitansinya Pak jika Bapak ingin membayar sekarang".

-------------------

"Nih, bagian kalian, masih mau lagi tidak?" ucap lelaki bertubuh gempal itu kepada 2 orang pemuda dihadapannya.

"Masih dong Bang, lumayan buat tambahan pesangon" jawab salah satu pemuda teman bicaranya.

"Jadi nanti lusa kau telpon kerumah si Arif itu lewat wartel. Kau bilang saja dari kantor untuk memastikan pembayaran sisa dendanya, Ok, Ron!".

"Ok degh Bang, atur ajalah" jawab pemuda yang satunya lagi.

"Ya sudah, pulangkah kalian, oh yah! Besok siang masih ada lagi kerja lainnya, nanti aku cari dulu datanya di kantor, pokoknya setelah makan siang kalian tunggu saja di kantin, Ok!".

"Sip lah Bang, kita tunggu degh perintahnya".

"Ok, Ok, baguslah kalau begitu".

"Kami pamit dululah bang, sudah larut pula".

"Ok Ron, Jef, kerja kalian bagus hari ini, mudah-mudahan besok begitu pula!".

"Sip lah Bang, kita pamit yah bang, makasih bang Nikon".

"Ok, sama-sama".


------------------

Kantin Kantor Pelayanan PLN, 14:25 PM.

"Ron kenapa kau sendirian, manapula si Jefri itu?" Tanya Nikon sambil menyapu pandangan kesekeliling kantin

"Ah, paling tidur di gudang Bang, macam biasalah, kalau habis dapat duit dia itu kerjanya begadang saja sambil minum tuak"

"Ah, itu anak tidak ada lain, Ok lah, ini datanya, kau pergi sana, dia ini sudah menunggak tagihan 3 bulan dan menurut data dikomputer sudah pula dikirimkan surat peringatan, tapi belum ada tanda-tanda dia akan melunasi tagihan itu, nah kau kerjai saja orang ini, seperti biasa saja lah" perintah Nikon dengan suara perlahan sambil menyerahkan kertas print out komputer kepada Roni.

"Sip lah Bang, sudah dimengerti itu"

"Ok, nanti kalau dia telpon ke Abang, akan Abang arahkan supaya dia langsung bayar seperti biasa"

"Sip lah Bang, kalau begitu saya kasih bangun dulu si Jefri baru kami berangkat Bang"

"Ok, cepat yah, masih ada yang lain lagi setelah itu"

"Ok Bang, tapi mobil kantor bensinnya kurang bang"

"Ah, Kau begitu saja pusing, kau isi saja di pom ujung sana, bilang masukkan tagihannya ke bon mobil operasional saja, nanti kau ambil tiketnya diruangan Abang".

"Sip lah Bang kalau begitu".

"Ya sudah, Abang mau keruangan, tidak enak pula sama kepala cabang kalau terlalu lama tidak ada diruangan".

----------------

"Jefri, bangunlah kau, ini sudah ada kerjaan lagi".

"Ah kau tidak bisa kali lihat teman senang".

"Kau lihat ini????".

"Ah Bang Nikon, hebat kali dia tuh, sudah ada lagi data pelanggan bermasalah yaqng siap dipanen"

"Nah, itulah, jangan tidur saja kau kerja, sekolah yang pintar biar kayak Bang Nikon yang sudah jadi pejabat".

"Ah kau ini Ron, macam betul saja kau itu".

----------------------------
----------------------------

Demikian Cerpen iseng-iseng sebagai partisipasi lomba Cerpen Mbak Roseheart.
Semoga memacu rekan-rekan untuk berkreasi.
Semua yang saya tulis di atas adalah fiksi dan hayalan belaka, jika ada nama yang sama yah itu kebetulan aja namanya sama, kalo ada rekan blogger yg pengen namanya di pakai untuk keempat tokoh di atas, yah bilang aja, nanti saya edit lagi. wkkkk.
Di bawah ini bukan bagian dari Cerpen dan tidak ada hubungannya.
Dikutip dengan sedikit edit dari Kolom Surat Pembaca Harian Kompas hal. 7 Senin 18 Februari 2008 pagi tadi. Jadi silahkan aja cross check di Kompas cetak pada tanggal itu.



PEMUTUSAN KARENA MENUNGGAK.

Menanggapi surat di Kompas (13/2) "Penyegelan PLN dilakukan sepihak" yang disampaikan oleh ibu AM perlu disampaikan, setiap petugas yang melakukan penyegelan/pemutusan yang disebabkan tunggakan selalu dibekali surat tugas yang disampaikan kepada pelanggan.

Tentang adanya OKNUM yang mengatas namakan PLN akan melakukan penyegelan dan memberitahukan ada denda sebesar Rp. 2 juta, ia bukan petugas PLN. Sesuai data, pelanggan (nomor pelanggan 543400 66xxxx atas nama AW) telah lunas membayar rekening tanggal 9 Januari 2008 sehingga petugas tidak melakukan penyegelan.

Akan tetapi pada rekening bulan September sampai dengan November 2007 ada tunggakan sehingga dilakukan pemutusan sementara dan setelah dilakukan pembayaran pelunasan keseluruhan ditambah biaya penyambungan sebesar Rp. 100.000 (Paskem) untuk penyambungan kembali.


Layanan pembayaran rekening di kantor PLN area pelayanan Ciledug, Tanggerang, pada hari kerja pukul 07.00 sampai dengan 19.00 dan hari libur pukul 07.00 sampai 12.00.

RS.
Manajer PT PLN (persero)
Distribusi Jakarata raya dan tanggerang area pelayanan Ciledug.

Kolom Surat Pembaca Harian Kompas hal. 7 Senin 18 Februari 2008.

Salam.

Btw dengan target menghemat 20%, maka mulai Maret 2008 tarif listrik Naik Lagi lho, hebat yah, pemborosan 20% itu ulah siapa coba, apa membebani pelanggan dengan kenaikan tarif akan menyelesaikan masalah pemborosan 20% itu??? Cost and benefitnya gimana tuh???
(Dari Mang Usil di Harian Kompas terbitan yang sama juga)

http://blog.indosiar.com/bisot/?op=readblog&idblog=82078

0 comments:

Post a Comment